Yayasan Cahya Rabbani Perwira Bersama MPR RI Sosialisasikan 4 Pilar

Ngabuburit Bahas 4 Pilar : Para narasumber kegiatan Sosialisasi 4 Pilar berfoto bersama pengurus Yayasan Cahya Rabbani Perwira

RAWALUMBU – Indonesia sebagai negara yang plural dan memiliki ragam suku, ras, budaya dan agama, membutuhkan perekat demi keutuhan dan persatuan, yang dapat diterima oleh seluruh komponen bangsa. Dan perekat tersebut bernama Pancasila.

Hal itulah yang disampaikan oleh anggota MPR RI Zainut Tauhid dalam Seminar 4 Pilar di NU Centre Rawalumbu, Kota Bekasi, Sabtu (17/6).

Zainut mengingatkan, keberagaman yang ada di Indonesia bisa menjadi potensi persatuan sekaligus perpecahan apabila tidak dikelola dengan baik.

Indonesia pada dasarnya sudah memiliki modal sosial, yakni semangat gotong royong, sehingga pengamalan Pancasila di masyarakat tidak perlu dirisaukan lagi.

“Justru pengamalan Pancasila oleh penyelenggara negara yang perlu diperhatikan,” ujarnya.

Akademisi Muhammad Aiz berbicara dari aspek sejarah, bahwa proses perumusan Pancasila diawali dari pidato Muhammad Yamin pada 29 Mei 1945, kemudian oleh Soepomo pada 31 Mei, dan Soekarno pada 1 Juni, yang saat ini diresmikan sebagai Hari Kelahiran Pancasila.

Aiz menuturkan, dasar sebuah negara merupakan hasil proses penggalian jati diri bangsa itu sendiri.

“Ketika Uni Soviet, RRT, dan sejumlah negara lain didirikan, para founding fathers mereka melakukan proses penggalian jati diri yang panjang, sampai negara tersebut benar-benar berdiri. Demikian halnya dengan Indonesia. Jadi, Pancasila merupakan kritalisasi dari nilai-nilai kultural yang ada di Indonesia,” jelasnya. Aiz juga menekankan pentingnya generasi muda agar melek sejarah.

Kasi Urais dan Binsyar Kemenag Kota Bekasi Mulyono Hilman Hakim mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan Seminar 4 Pilar yang diselenggarakan Yayasan Cahya Rabbani Perwira Kota Bekasi.

4 pilar kebangsaan yang biasa disingkat PBNU: Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945 penting dipahami dan dihayati terutama oleh generasi muda agar menumbuhkan wawasan kebangsaan dan cinta Tanah Air.

Hadir pula Kepala Kesbangpol Kota Bekasi Abdillah Hamta, perwakilan PCNU Kota Bekasi, Ketua PW IPNU Jabar Amin Turmuzi, serta perwakilan banom NU, OKP, sekolah, dan pesantren. Seminar tersebut ditutup dengan buka puasa bersama.

Ketua Yayasan Cahya Rabbani Perwira Rizki Topananda berharap agar sinergitas antara lembaga yang dipimpinnya dengan MPR RI dapat berlanjut di program-program berikutnya.(GUN)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*