Tingkatkan Partisipasi Politik, Parpol Perlu Terapkan Trisakti Bung Karno

Gilang Esa Mohamad

BEKASI SELATAN – Dewasa ini peran partai politik (parpol) dalam melakukan pendidikan politik terhadap kader dan masyarakat, kian terasa lemah. Hal ini terbukti dengan meningkatnya angka golongan putih (golput) dan sikap acuh tak acuh terhadap perpolitikan nasional maupun daerah. Demikian diungkapkan Ketua DPC Banteng Muda Indonesia (BMI) Kota Bekasi, Gilang Esa Mohamad.

Menurut mahasiswa ilmu politik Universitas Indonesia (UI) itu, menurunnya angka partisipasi politik di Indonesia merupakan dampak dari semakin berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap parpol.

“Dalam kondisi ini, parpol dan pemerintah tidak boleh diam dan harus berperan aktif untuk mendongkrak kembali partisipasi politik masyarakat Indonesia,” katanya kepada Bekasi Ekspres, Kamis (21/12/2017).

Gilang menegaskan, peningkatan partisipasi politik masyarakat dapat ditempuh dengan penerapan konsep Trisakti Bung Karno, yang mengandung tiga poin penting dan sangat relevan untuk diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsep pertama, kata dia, yakni ‘Berdaulat di Bidang Politik’, merupakan hal nyata bahwa sudah semestinya masyarakat Indonesia memiliki kedaulatan dalam politik, yang dapat menjadi perisai masyarakat dari pragmatisme.

“Konsep ini harusnya diaplikasikan parpol untuk dapat mencetak kader yang berkualitas dan berjiwa pemimpin, dengan modal utama pemahaman ideologi dan ditunjang dengan pendidikan politik yang didapat dari sekolah partai yang bersangkutan,” jelasnya.

Konsep Trisakti Bung Karno yang kedua, lanjut Gilang, yakni ‘Berdikari di Bidang Ekonomi’, yang merupakan kunci untuk parpol dan pemerintah dalam meningkatkan partisipasi politik. Melalui konsep ini, parpol dapat memberikan pelatihan serta membina para kader untuk terjun langsung menjadi pengusaha mikro maupun pengusaha besar.

“Dalam hal ini, konsep Trisakti Bung Karno yang kedua mestilah dijalankan sebaik mungkin oleh parpol,” ujarnya.

Gilang menjelaskan, salah satu wujud aplikasi dari konsep berdikari di bidang ekonomi, adalah dengan membuat koperasi nasional dan daerah. Hal ini disesuaikan dengan struktur parpol yang memiliki tingkatan hingga RT/RW, serta para kader yang menduduki jabatan di eksekutif dan legislatif. Dengan demikian, ia menilai parpol akan dapat memberikan hasil maksimal kepada kader dan masyarakat, melalui kemandirian yang dimiliki.

“Karena sejatinya konsep ini memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian global, jika setiap kader dan masyarakat dapat menjadi produsen dengan daya saing mencapai tingkat internasional. Hal ini penting untuk menciptakan kemandirian ekonomi,” papanya.

Ditambahkan Gilang, konsep Trisakti Bung Karno yang ketiga, yakni ‘Berkepribadian Dalam Budaya’, diakui menjadi salah satu dasar parpol untuk menarik partisipasi politik masyarakat dari berbagai usia. Hal ini dianggap penting untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal Indonesia dari pengaruh globalisasi. Parpol juga harus memberikan wadah kepada masyarakat untuk berkreatifitas, guna menunjang daya saing, baik di pasar nasional maupun internasional.

“Jika konsep Trisakti Bung Karno diterapkan dengan baik, saya yakin partisipasi politik akan semakin tinggi dan parpol mendapat kepercayaan kembali dari masyarakat. Oleh sebab itu partisipasi politik, keadilan sosial dan kemandirian ekonomi adalah kunci yang harus diwujudkan oleh seluruh parpol di Indonesia,” pungkasnya. (GUN)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*