Warga Bangga ada Calon Walikota Bekasi asal Slawi

Politisi PKS Nur Supriyanto

Warga Tegal, Banyumas dan sekitarnya kini merasa bangga. Pasalnya, ada seorang putra kelahiran Slawi, Tegal, 53 tahun lalu itu dicalonkan sebagai Walikota Bekasi 2018-2023. Ia bernama DR. Drs. H. Nur Suprianto MM. Saat ini, ia tengah digadang-gadang sebagai calon Walikota Bekasi terpopuler pilihan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Dan, beberapa politikus dari parpol lain siap meminangnya.

Seperti diketahui, Bekasi adalah kota penyangga Ibukota Indonesia, Jakarta, yang sangat strategis. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) kota Bekasi, kota ini punya inflasi sebesar 0,90 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 126,11 pada Juni lalu. Artinya, potensi perkembangan industri dan perdagangan di kota ini masih sangat menjanjikan.

Jumlah perkembangan penduduk yang cukup besar di kota Bekasi ini juga menjadi potensi tersendiri untuk mendukung perkembangan ekonomi tersebut. Setiap tahun kota ini mengalami penambahan penduduk secara signifikan. Bayangkan, pada 1997 jumlah penduduk kota ini baru berjumlah 1.471477 jiwa yang terbagi dalam delapan kecamatan. Pada 2016 jumlah penduduknya sudah mencapai 2,9 juta jiwa yang terbagai dalam 12 kecamatan.

Salah satu warga Tegal yang bangga dicalonkannya Nur Suprianto sebagai Walikota Bekasi 2018-2023 adalah Irkar Effendi. Kandidat doktor dari Universitas kenamaan di luar negeri ini mengusulkan kepada Nur Suprianto jika terpilih sebagai Walikota Bekasi untuk mendesak pemerintah pusat menghukum mati bagi koruptor kelas menengah hingga kakap, bandar narkoba, terorisme dan radikalisme.
“Kawal penyusunan regulasi atau UU hukuman mati tersebut,” ujar Irkar yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kota Tegal.

Irkar teman sekelas Nur Suprianto saat SMA, juga meminta kepada kawan lamanya ini
menyampaikan kepada rakyat Bekasi saat pelantikan sebagai Walikota Bekasi untuk menghibahkan seluruh harta kekayaannya kepada kesejahteraan rakyat Bekasi.

Irkar juga berharap Nur Suprianto “mewajibkan” seluruh penduduk laki-laki Bekasi (yang mampu tentunya) supaya berpoligami, “Tolong buat Perda poligami juga,” selorohnya.

Harapan Irkar, tentu saja agar pelacuran yang kian marak itu hilang dari bumi kota Bekasi sehingga kota ini menjadi daya tarik tersendiri karena punya perda yang terkait dengan poligami.

Senada dengan Irkar, Hendiati Bintang Takarini, teman yang juga pernah satu kelas dengan Nur Suprianto meminta Upih, panggilan akrab saat SMA, tetap menunjung tinggi nilai-nilai spiritual dalam segala aspek kehidupan. “Harapan saya apabila dia menjadi seorang pemimpin di kota Bekasi tetap vokus pada visi dan misi yang dibuatnya,” ujar Bintang, kepala humas Walikota Tegal.

Tujuan penyusunan visi dan misi, tambah Bintang, tentu saja untuk kesejahteraan masyarakat kota Bekasi itu sendiri.
“Yang penting harus mengedepankan pelayanan prima pada aspek pelayanan umum, pemerintahan, dan
pembangunan yg efektif dan efisien berdasarkan kearifan lokal, potensi dan keunggulan daerah,” ujar kandidat doktor di sebuah universitas di kota Semarang itu.

Bintang mengingatkan Upih supaya tetap menjadi pemimpin yg amanah karena kelak akan dipertanggungjawabkan kepada sang pencipta-Nya.

Titin Prastini, seorang pengusaha asal Slawi yang sudah bermukim puluhan tahun di wilayah Pondok Gede Permai, Jatiasih, kota Bekasi, ikut juga bangga setelah mendengar ada putra Slawi, Tegal, ikut bertarung dalam Pilkada Kota Bekasi 2018.

Hanya saja Titin berharap jika walikota kelahiran Slawi, Tegal ini terpilih sebagai Walikota Bekasi harus memprioritaskan beberapa program yang kini relatif “terbengkalai”, seperti pelebaran jalan yang harus segera diselesaikan dari pertigaan Pasar Rebo hingga arah tol lingkar Cikunir.

Titin yang sudah mengenal wilayah kota Bekasi ini, juga meminta Nur Suprianto jika terpilih nanti harus menangani penanggulangan banjir Bekasi yang hampir rutin setiap tahun. “Semua kali di kota Bekasi harus dikeruk karena sudah terlalu dangkal sehingga tidak dapat menampung debit air hujan dari hulu maupun drainase,” pinta Titin serius.

Setelah tahap itu tertangani, Titin minta soal-soal yang terkait dengan kemacetan lalu lintas segera dibenahi. “Penertiban dan peraturan angkutan kota harus segera dilakukan. Misalnya, dengan adanya halte pemberhentian dan pemberangkatan angkutan umum, khususnya angkutan kota karena sekarang sudah sangat semrawut,” kata Titin lagi.

Sementara Winoto dan Duratul Ali, warga kelahiran Tegal yang juga sudah bermukim puluhan tahun di kecamatan Rawa Lumbu, namun beda kelurahan, itu juga punya perasaan serupa dengan Titin. “Saya berharap Nur Suprianto bisa memajukan kota Bekasi lebih baik lagi,” kata Winoto.

Sementara Duratul Ali berjanji akan mengajak saudara dan kawan-kawannya untuk memilih Nur Suprianto asal Slawi itu. “Saya tahu persis Nur Suprianto, dia sangat jujur dan punya banyak gagasan yang membumi,” ungkap pengacara alumni Fakultas Hukum Unsoed itu.

Sebaliknya Winoto meminta Nur Suprianto bisa menepati janji-janji yang dilontarkan saat jadi Walikota Bekasi kelak.

Winoto desak Nur Suprianto bisa membenahi aparatnya yang masih suka korupsi dan bermalas-malasan. “Saat ini di kota Bekasi masih banyak pungutan tidak jelas, khususnya di bidang pendidikan,” tegas Winoto, seorang insinyur sipil dari lulusan universitas ternama di Indonesia.

Pungutan liar, tambah Winoto, juga masih ditemui dalam pelayanan masyarakat, khususnya di sejumlah kelurahan. “Saya sering ke kelurahan pada pukul 09.00, ternyata masih sepi. Pukul 15.00 para pegawainya juga sudah pulang,” ungkap Winoto, geram.

Karena itu, Winoto berharap, jika Nur Suprianto terpilih bisa membenahi manajemen dan aparatnya yang masih tidak profesional itu.

*Siapa Nur Suprianto*

Nur Suprianto yang akrab disapa warga Bekasi dengan singkatan NSP, ini berdasarkan pleno KPU Provinsi Jawa Barat (Jabar) pada April 2014, kembali terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) mewakili daerah pemilihan (dapil) Jabar VI (Kota Bekasi-Depok) untuk kedua kalinya. NSP yang menjabat sekretaris DPW PKS Jabar dan Wakil Ketua DPRD Jabar ini, terpilih dengan meraih suara terbanyak di antara semua calon legislatif (caleg) yang ada di dapilnya, yaitu sebesar 72.795 suara.

Terpilihnya kembali NSP dengan mendapatkan suara terbanyak membuktikan kinerjanya yang cukup baik dan mampu mendapatksn kepercayaan masyarakat.

*Sepak Terjang NSP*

Lahir di Slawi, Tegal, Jawa Tengah, pada 8 April 1965. NSP menikah dengan Dra. Ida Rustini Idrus. Saat ini ia dikaruniai empat putra dan satu putri. Menyelesaikan pendidikannya sejak SD, SMP dan SMA di Slawi, Tegal, sebuah kota kabupaten yang terkenal dengan industri tehnya yang ternama di nusantara. “Sejak kecil saya aktif di organisasi, seperti Osis, Pramuka dan Palang Merah Remaja (PMR). Saat SMA, saya aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia dan OSIS. Saya sering jadi pengerek pengibar bendera juga,” kenang NSP.

NSP menyelesaikan sarjana strata satu (S-1) di IKIP Jakarta, Jurusan Teknik Elektronika. Sementara ia menyelesaikan S2-nya di bidang Magister Manajemen di STIE IPWI Jakarta. Dan, pada 2016 lalu, NSP menyandang gelar doktor bidang bisnis manajemen dari Universitas Pasundan, Bandung.

NSP juga berpengalaman di bidang wirausaha. Bersama rekan-rekan lainnya, ia mendirikan Perusahaan di bidang teknologi informasi di bawah PT Citasindo Saranatama Informatika pada 1987 hingga 1993. Sejak 2003 hingga sekarang NSP menjabat sebagai Direktur PT. Madani Berkah Mandiri.

Tak hanya piawai di bidang wirausaha. Ia juga piawai di bidang pendidikan.

Pada 1994 hingga 2003 NSP bergabung di Universitas Islam 45 (UNISMA) Bekasi, sebagai dosen Teknik Elektro.

Aktivitas lainnya, sejak 1986 atau semasa kuliah, NSP bersama teman-teman lainnya aktif di bidang dakwah. Dari sinilah pada 1999 mereka bergabung ke dalam partai politik PKS. Pada tahun awal terjun ke politik, ia langsung ditunjuk sebagai Ketua DPD PKS Kota Bekasi hingga 2001.

Pada pilkada 1999, menghantarkannya sebagai anggota DPRD Kota Bekasi periode 1999 hingga 2004. Pada 2001 hingga 2005 NSP mendapat amanat sebagai ketua bidang organisasi DPW PKS Provinsi Jabar sekaligus merangkap sebagai ketua Daerah Dan Dewan Dakwah DPW PKS Provinsi Jabar yang membawahi kota Bekasi – Depok.

Pada 2005 NSP diangkat sebagai ketua bidang kebijakan publik Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) Jabar hingga 2010.

Pada 2010, melalui Musyawarah ketiga
(Muswil) PKS Jabar, NSP terpilih sebagai Sekretaris Umum DPW PKS Jabar hingga 2015.

Dalam Pilkada 2004, NSP kembali diusung PKS dan terpilih sebagai Anggota DPRD Tk.II periode 2004-2009. NSP sekaligus mengemban Ketua Komisi E (bidang kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan) hingga masa tugas berakhir.

Pada pilkada 2009 NSP terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Jabar periode 2009-2014. Ia kemudian terpilih sebagai Pimpinan DPRD (Wakil Ketua DPRD) Provinsi Jabar.

Karena kegigihan dan komitmennya sebagai pelayan ummat (khadimatul ummah), DPW PKS Jabar mencalonkan kembali sebagai Caleg DPRD Tk. I Jabar dapil Kota Bekasi dan Kota Depok, dengan nomor urut pertama untuk periode 2014-2019. NSP terpilih dengan suara terbanyak.

Oleh: Domery Alpacino

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*