BABELAN – Masalah sampah bukanlah permasalahan yang bisa diabaikan begitu saja. Diperlukan tindakan nyata dan kerjasama oleh setiap lapisan masyarakat dan bank sampah bisa menjadi solusi.
Timbunan sampah yang terus menumpuk akan berakibat buruk bagi kesehatan lingkungan serta menimbulkan berbagai penyakit. Sampah rumah tangga merupakan penyumbang sampah terbesar.
Sementara, Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang tersedia tidak akan bisa menampung sampah yang terus menerus dihasilkan masyarakat, jika masyarakat tidak mulai bertindak untuk mengurangi sampah yang dihasilkan.
Untuk itulah Kelompoh Swadaya Masyarakat (KSM) Bank Sampah Cendrawasih RW 045 yang di Ketuai oleh Suharni Umar yang merupakan isteri dari Ronisanti Syamsuddin yang juga Ketua RW 045 Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, bertekad membangun bank sampah guna mengatasi sampah-sampah anorganik sehingga tidak perlu lagi dibuang di TPS.
Bentuk keseriusan Suharni Umar membangun bank sampah sejak empat tahun lamanya. Lantaran sistem dan fasilitas yang cukup memadai yang disiapkan bank sampah oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bekasi, kini bank sampah menjadi primadona di Kelurahan Bahagia.
“Alhamdulillah,total nasabah bank sampah kini mencapai 164 orang yang tergabung dalam KSM Bank Sampah Cendrawasih,” ujar Suharni Umar saat berbincang dengan Bekasi Ekspres, Rabu (14/12).
Upaya mendirikan bank sampah pun, Suharni Umar tak serta merta begitu saja. Namun, dalam hal ini dirinya bersama Ibu Rumah Tangga (IRT) lainnya ikut terlibat langsung dalam memajukan dan membangun bank sampah tersebut.
“Kita gerakan IRT karena mereka mudah digerakan, dan mereka semua yang lebih dominan berada di rumah,” jelasnya.
Di bank sampah, tambah Suharni, warga bisa menukar sampah nonorganik dengan sejumlah kebutuhan mereka atau ditabung menjadi uang dalam buku nasabah. Sampah yang ditukarkan pun beragam.
“Sampah yang ditukar berupa kardus, koran, plastik, soal harga itu relatif murah untuk saat ini. Kita sudah empat tahun berdiri, pada saat awal berdiri harga yang ditawari oleh pengepul pun cukup lumayan, untuk saat ini cendrung lebih menurun,” keluhnya.
Terpisah, Lurah Bahagia Najmuddin mengatakan, permasalahan sampah tidak ada kata selesai, selama warga masih punya aktivitas. Menurut survei, kata dia, setiap individu menghasilkan 2,5 liter sampah yang dibuang setiap harinya dan sampah mentah tersebut tak memungkinkan untuk dibuang ke TPA mengingat keterbatasan daya tampung.
“Nah, kalau bisa sampah diolah, mengapa tidak, melalui program 3R ini dan menjadi nasabah Bank Sampah. Bagaimana sampah bisa diberdayakan dimanfaatkan. Ini memang perlu komitmen dan kerjasama dari stakeholder yang ada termasuk masyarakat,” ucapnya. (GUN)
Leave a Reply