JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi impor ponsel mencapai USD 19,46 juta pada Oktober 2016. Pencapaian ini lebih tinggi 197,9 persen dari realisasi impor pada September 2016 mencapai USD 6,53 juta.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Sasmito Hadi Wibowo mengatakan impor ponsel ini terbanyak berasal dari negara China. “Seperti handphone dari China, lagi murah-murahnya, selfie gampang, ya sudah itu membuat impor naik,” jelasnya di Kantor pusat BPS, Jakarta, Selasa (15/11).
Dirinya juga menjelaskan ponsel sebagian digunakan untuk barang konsumsi dan sebagian lagi barang modal. Jadi, ponsel banyak dipakai untuk kegiatan bisnis, sehingga termasuk barang modal.
“Saya lihat masih, kalau HP kan sebagian konsumsi sebagian barang modal. Kita sudah ada, sebetulnya kita buat survei dulu ini HP banyakan untuk bisnis untuk senang-senang. Kalau banyak untuk bisnis ya kita masukkan barang modal. HP emang naik terus,” jelasnya.
Namun, bukan hanya ponsel atau handphone saja yang masih impor, impor lainnya adalah daging sapi. “Kita masih sulit akan untuk swasembada. Ya mau enggak mau impor dan kebutuhan naik terus. Lalu sayuran yang bervariasi dari berbagai negara kita impor juga. Mau enggak mau harus tetap kita adakan,” pungkasnya.(MEE)
Leave a Reply